Setiap pagi saat berangkat kerja, saya kerap kali menjumpai sekelompok kucing jalanan di trotoar dekat perempatan penyebrangan. Ada yang duduk-duduk, ada yang mondar-mandir. Entah mereka menunggu sesuatu, atau mereka sedang melakukan rapat warga morning briefing ?. Setiap pagi lho. Lucu merhatiin polah mereka. Lama-lama, koq saya pengen ngasih makan mereka.
Saya bicara tentang polah kucing-kucing ini dengan seorang teman yang sayang banget dengan kucing dan punya peliharaan beberapa kucing kampung. Awalnya, kucing itu sering mampir kerumahnya kemudian jadi betah, jadinya mereka tinggal dirumah teman saya. Teman saya yang cat person ini ngopeni (bhs jawa = merawat, peduli) banget ngasih makan, ngasih tempat tinggal, mungkin mereka merasa secure aman tinggal di rumah teman saya. Setelah sarapan mereka ke luar rumah, baru kembali menjelang maghrib, macam kerja office hour aja mereka ini.
Satu hari saya bertanya tentang, jenis makanan kucing, merk dan kisaran harganya yang memungkinkan untuk saya bawa ke kucing-kucing yang sering saya jumpai dlm perjalanan berangkat kerja. Menurut teman saya, saya harus memikirkan benar2 rencana saya. Sekali saya memberi mereka makan, maka mereka akan selalu mengharapakn saya bawain makanan untuk mereka.
Saya harus punya komitmen besar untuk ini. Menurut teman saya lagi, kucing jalanan toh cukup bisa survive mereka kuat bertahan, mereka bisa mencari makan sendiri.
Kemarin, setiba saya dekat area kantor tempat saya kerja. Seekor kucing duduk ditengah jalan “assalamualaikum” sapa saya. Kepalanya mendongak melihat saya kemudian mengeong, tiba-tiba dia mengikuti saya sambil terus mengeong. Sepertinya kucing usia remaja.
Rasanya, mau saya cuekin saja, tapi dia berlari2 kecil mengikuti langkah saya sambil terus mengeong. Tak tega, saya kembali ke tempatnya. Tak ada sisa makanan. Saya tahu, ada 2 dermawan yang kerap memberi kucing makan setiap hari, diletakkan ditempat biasanya. Saya kerap melihat mereka ini tiap pagi saya berangkat kerja, kami menuju gedung yang sama. Hari itu, tak tampak ada sisa makanan.
Saya cuma ada pastel bekal sarapan. Ga yakin apakah kucing akan suka pastel isi rogut wortel dan kentang, pastel lho saudara-sadara.. tapi itu aja yang saya punya. Akhirnya saya bagi satu pastel untuknya, saya letakkan diatas kertas. Si kucing buru-buru makan dengan lahap. Wah, beneran lapar kucing ini tampaknya.
Besoknya, si kucing sudah nongkrong depan pintu gerbang jalur lalu lalang pejalan, ketika saya datang dia mendongakkan kepala sambil mengeong. Lagi2 saya hanya membawakan pastel. Dia sudah tak sabar meraih pastel dari tangan saya. Keesokan harinya lagi, saya tak melihat kucing itu nongkrong, dan hari-hari selanjutnya dia sudah cuek tampaknya dia sudah tak menunggu saya lagi atau mungkin dia sudah lupa dengan saya?.

Makan lahap
Salaam.